Jumat, 29 Juni 2012

Hutan Kota Malabar



GLODOKAN


                                 
              
                                                                 (Saajan, 2012)
Sistem takson:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Magnoliidae
                         Ordo: Magnoliales
                             Famili:Annonaceae
                                 Genus:Polyalthia
                                     Spesies: Polyalthia longifolia Sonn.
                                        (Cakmus,2012)

Nama Umum
Indonesia:Glodokan
Inggris    :False ashoka, ashoka tree

Deskripsi:
Polyalthia longifolia merupakan tumbuhan evergreen yang berasal dar India, umumnya ditanam karena keefektifannya dalam mengurangi polusi suara. Kenampakan pohon ini berupa piramida simetris dengan cabang seperti pendulum dan daun lanset dengan tepi bergelombang. Pohon ini dapat tumbuh hingga mmencapai 30 kaki.
Menurut Singh (2008), Glodokan tiang atau yang disebut Ashok adalah tumbuhan asli India da Srilanka. Namun, nama Ashok merupakan nama yang telah banyak dikenal di India Utara, meskipun nama Ashok tersebut berasal darinamaSita Ashok. Pohon ini dapat mencapai tinggi hingga 25 kaki dan membentuk bangun kolumnar. Daunnya glossy berwarna hijau, panjang, dengan tepi daun bergelombang. Ashok umumnya terlihat seperti pohon yang dipenuhi daun sehingga sulit terlihat batangnya, tetapi kadang-kadang cabangnya tidak terumbai ke bawah melainkan horizontal sehingga batangnya dapat terlihat dengan jelas.
Tumbuhan ini memiliki banyak nama, diantaranya Ashoka atau Devadaru dalam Sansekerta, Debdaru di Bengali dan India, Asopalav (Gujarati), falseashoka, Indian mast tree, Indian fir tree, glodogan tiang (Indonesian).Nettilinkam(Tamil). Daunnya bagus untuk dijadikan dekorasi ornamental dan digunakan pada perayaan festival. Pohonnya dapat dipotong menjadi berbagai bentuk. Daun yang mengandung 22 senyawa kimia yang bersifat toksik. Polyalthia longifolia ditanam sebagai ornamen, di tepi jalan dan pohon peneduh,biasanya ditanam di ketinggian kurang dari 1200 m dpl.
Habitus terna tahunan, tinggi lebih kurang 1 meter. Batang semu, tegak, lunak, dan warna putih kehijauan. Perbungaan bentuk payung, pangkal mahkota berdekatan membentuk corong, warna putih, putik panjang, warna ungu, kepala sari warna jingga. Buah kotak, bulat telur . Tanaman inimemiliki kandungan kimia seperti Likorina, Krinidina, Hemantamina,  Krinamina. berkhasiat sebagai Analgesik, Antibengkak, Ekspektoran.
Akar pada glodokan ini cukup menembus ke dalam, tidak dangkal, tetapi juga tidak menjalar dengan ekstensif yang bisa mengganggu struktur seperti trotoir, jalan dan bangunan di dekatnya. Sehingga selain terdapat di hutan kota, pohon ini biasa ditanam di sepanjang pinggiran jalan sebagai peneduh jalan.
Pohon Glogok atau juga di sebut pohon glodokan tiang mempunyai istilah latin Polyalthea longifolia adalah jenis tanaman yang banyak di tanam di pinggir jalan atau dalam taman – taman rumah. Manfaat dari tumbuhan ini adalah  sebagai pohon peneduh. Habitat dari tanaman ini terdapat di  Dataran rendah dengan tanah yang gembur.





Acacia mangium


 

                                                                 (Chairilsblog,2012)    
Sistem takson:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Rosidae
                         Ordo: Fabales
                             Famili: Fabaceae
                                 Genus: Acacia
                                     Spesies: Acacia mangium Willd.
                                       (Cakmus,2012)

Nama umum
Indonesia:Akasia mangium

Deskripsi
Acacia mangium adalah tanaman kayu anggota dari marga Acacia yang banyak tumbuh di wilayah Papua Nugini, Papua barat dan Maluku. Tanaman pada awal mulanya dikembangkan di Malaysia dan selanjutnya di Malaysia timur yaitu Sabah dan Serawak, karena menunjukkan pertumbuhan yang baik maka Filiphina telah mengembangkan pula sebagai tanaman hutan.
Pada umumnya Acacia mangium mencapai tinggi lebih dari 15 meter, kecuali pada tempat yang kurang menguntungkan akan tumbuh lebih kecil antara 7 - 10 meter. Pohonnya yang tua biasanya berkayu kasar, keras, beralur longitudinal dan warnanya bervariasi mulai dari yang berwarna coklat gelap sampai coklat terang. Memiliki daun majemuk yang terdiri dari banyak anak daun. Dapat dikemukakan pula bahwa bibit Acacia mangium yang baru berkecambah memiliki banyak anak daun. Daun ini sama dengan subfamili Mimosoideae misalnya para parasianthes falcataria, Leucaena sp. Setelah beberapa minggu Acacia tidak lagi menghasilkan daun sesungguhnya tetapi tangkai daun sumbu utama setaip daun majemuk tumbuh melebar dan berubah menjadi daun semu atau biasa dikenal dengan sebutan Phyllodae.
Akar pada tumbuhan ini berupa akar tunggang yang kuat sehingga dapat tanaman ini dapat berdiri tegak dengan kokohnya. Akar ini dapat mengikat nitrogen bebas. Pengikatan nitrogen ini dapat dilakukan secara biologi dengan cara simbiotik maupun nonsimbiotik.
Habitus: Pohon, tingggi 15-20 m. Batang: Tegak, bulat, putih kotor. Percabangannya banyak (simpodial). Berkulit tebal dan batangnya berkambium. Daun: Majemuk, berhadapan, menyirip, lonjong, tepi rata, ujung dan pangkal tumpul, panjang 5-20 cm, pertulangan menyirip, hijau. Bunga: Majemuk berkelamin dua, di ketiak daun, kelopak silindris, benang sari silindris, kepala sari bentuk ginjal, mahkota putih, bentuk seperti kuku, putih. Buah: Polong, masih muda hijau setelah tua coklat. Biji: Lonjong, pipih, coklat.
Habitat tanaman ini yaitu ia dapat menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia. Tanaman ini dapat tumbuh di lahan miskin dan lahan yang tidak subur. Lahan yang mengalami erosi, berbatu, tanah yang bergambut dan tanah dengan PH rendah (4,2) sepanjang ketinggian tidak lebih dari 300 m, dengan curah hujan 1000 mm-4500 mm setiap tahun dengan cahaya matahari yang cukup.
Manfaat dari tumbuhan ini diantaranya yaitu batang yang kuat dan keras dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama berbagai macam inndustri manufacture. Bahkan saat ini tengah diproyeksikan sebagai pengganti pohon jati oleh perum perhutani dan dikenal dengan istilah Jati Plus Perhutani.
Akasia sangat mudah beradaptasi, selain dijadikan bahan utama industri perkayuan, ternyata akasia memiliki khasiat sebagai obat-obatan herbal. Akarnya dapat mengobati penyakit demam dan perut mulas.



DAFTAR PUSTAKA
            Anonim. 2006. Polyalthia longifolia (online), (http//;www.globinmed.com/IMRcontent/detail) diakses pada tanggal 24 Maret 2012
            Anonim. 2007. Ashok (online), (http//;www.flowersofindia/net/catalog/slide/Ashok.html)diakses pada tanggal 24 Maret 2012
Steenis, CGGJ Van. 2005. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: PT Pradnya Paramita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar