GLODOKAN
(Saajan, 2012)
Sistem takson:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Magnoliales
Famili:Annonaceae
Genus:Polyalthia
Spesies: Polyalthia longifolia Sonn.
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Magnoliales
Famili:Annonaceae
Genus:Polyalthia
Spesies: Polyalthia longifolia Sonn.
(Cakmus,2012)
Nama Umum
Indonesia:Glodokan
Inggris :False
ashoka, ashoka tree
Deskripsi:
Polyalthia
longifolia merupakan tumbuhan evergreen yang berasal dar India, umumnya ditanam karena
keefektifannya dalam mengurangi polusi suara. Kenampakan pohon ini berupa piramida
simetris dengan cabang seperti pendulum dan daun lanset dengan tepi bergelombang.
Pohon ini dapat tumbuh hingga mmencapai 30 kaki.
Menurut Singh (2008), Glodokan tiang atau yang disebut Ashok adalah tumbuhan asli India da Srilanka. Namun, nama
Ashok merupakan nama yang telah banyak dikenal di India Utara, meskipun nama Ashok tersebut
berasal darinamaSita Ashok. Pohon ini dapat mencapai tinggi hingga 25 kaki dan membentuk bangun kolumnar. Daunnya glossy
berwarna hijau, panjang, dengan tepi daun bergelombang. Ashok umumnya terlihat seperti pohon yang
dipenuhi daun sehingga sulit terlihat batangnya, tetapi kadang-kadang cabangnya
tidak terumbai ke bawah melainkan horizontal sehingga batangnya dapat
terlihat dengan jelas.
Tumbuhan ini
memiliki banyak nama, diantaranya Ashoka atau Devadaru dalam Sansekerta,
Debdaru di Bengali dan India, Asopalav (Gujarati), falseashoka, Indian mast
tree, Indian fir tree, glodogan tiang (Indonesian).Nettilinkam(Tamil). Daunnya
bagus untuk dijadikan dekorasi ornamental dan digunakan pada perayaan festival.
Pohonnya dapat dipotong menjadi berbagai bentuk. Daun yang mengandung 22
senyawa kimia yang bersifat toksik. Polyalthia longifolia ditanam
sebagai ornamen, di tepi jalan dan pohon peneduh,biasanya ditanam di ketinggian
kurang dari 1200 m dpl.
Habitus terna tahunan, tinggi lebih kurang 1 meter.
Batang semu, tegak, lunak, dan warna putih kehijauan. Perbungaan bentuk payung,
pangkal mahkota berdekatan membentuk corong, warna putih, putik panjang, warna
ungu, kepala sari warna jingga. Buah kotak, bulat telur . Tanaman inimemiliki kandungan kimia seperti Likorina,
Krinidina, Hemantamina, Krinamina.
berkhasiat sebagai Analgesik,
Antibengkak, Ekspektoran.
Akar pada
glodokan ini cukup menembus ke dalam, tidak dangkal, tetapi juga tidak menjalar dengan ekstensif
yang bisa mengganggu struktur seperti trotoir, jalan dan bangunan di dekatnya.
Sehingga selain terdapat di hutan kota, pohon ini biasa ditanam di sepanjang
pinggiran jalan sebagai peneduh jalan.
Pohon Glogok
atau juga di sebut pohon glodokan tiang mempunyai istilah latin Polyalthea
longifolia adalah jenis tanaman yang banyak di tanam di pinggir
jalan atau dalam taman – taman rumah. Manfaat
dari tumbuhan ini adalah sebagai pohon
peneduh. Habitat dari tanaman ini terdapat
di Dataran rendah dengan tanah yang
gembur.
Acacia mangium
(Chairilsblog,2012)
Sistem takson:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Genus: Acacia
Spesies: Acacia mangium Willd.
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Genus: Acacia
Spesies: Acacia mangium Willd.
(Cakmus,2012)
Nama umum
Indonesia:Akasia mangium
Deskripsi
Acacia mangium adalah tanaman kayu anggota dari marga Acacia yang banyak tumbuh
di wilayah Papua Nugini, Papua barat dan Maluku. Tanaman pada awal mulanya
dikembangkan di Malaysia dan selanjutnya di Malaysia timur yaitu Sabah dan
Serawak, karena menunjukkan pertumbuhan yang baik maka Filiphina telah
mengembangkan pula sebagai tanaman hutan.
Pada umumnya Acacia
mangium mencapai tinggi lebih dari 15 meter, kecuali pada tempat yang
kurang menguntungkan akan tumbuh lebih kecil antara 7 - 10 meter. Pohonnya yang
tua biasanya berkayu kasar, keras, beralur longitudinal dan warnanya bervariasi
mulai dari yang berwarna coklat gelap sampai coklat terang. Memiliki daun
majemuk yang terdiri dari banyak anak daun. Dapat dikemukakan pula bahwa bibit
Acacia mangium yang baru berkecambah memiliki banyak anak daun. Daun ini sama
dengan subfamili Mimosoideae misalnya para parasianthes falcataria, Leucaena
sp. Setelah beberapa minggu Acacia tidak lagi menghasilkan daun
sesungguhnya tetapi tangkai daun sumbu utama setaip daun majemuk tumbuh melebar
dan berubah menjadi daun semu atau biasa dikenal dengan sebutan Phyllodae.
Akar pada
tumbuhan ini berupa akar tunggang yang kuat sehingga dapat tanaman ini dapat
berdiri tegak dengan kokohnya. Akar ini dapat mengikat nitrogen bebas.
Pengikatan nitrogen ini dapat dilakukan secara biologi dengan cara simbiotik
maupun nonsimbiotik.
Habitus: Pohon, tingggi 15-20 m. Batang:
Tegak, bulat, putih kotor. Percabangannya banyak (simpodial). Berkulit tebal
dan batangnya berkambium. Daun: Majemuk, berhadapan, menyirip, lonjong,
tepi rata, ujung dan pangkal tumpul, panjang 5-20 cm, pertulangan menyirip,
hijau. Bunga:
Majemuk berkelamin dua, di ketiak daun, kelopak silindris, benang sari
silindris, kepala sari bentuk ginjal, mahkota putih, bentuk seperti kuku,
putih. Buah:
Polong, masih muda hijau setelah tua coklat. Biji: Lonjong, pipih, coklat.
Habitat tanaman
ini yaitu ia dapat menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia. Tanaman ini
dapat tumbuh di lahan miskin dan lahan yang tidak subur. Lahan yang mengalami
erosi, berbatu, tanah yang bergambut dan tanah dengan PH rendah (4,2) sepanjang
ketinggian tidak lebih dari 300 m, dengan curah hujan 1000 mm-4500 mm setiap
tahun dengan cahaya matahari yang cukup.
Manfaat dari
tumbuhan ini diantaranya yaitu batang yang kuat dan keras dapat dimanfaatkan
sebagai bahan utama berbagai macam inndustri manufacture. Bahkan saat ini
tengah diproyeksikan sebagai pengganti pohon jati oleh perum perhutani dan
dikenal dengan istilah Jati Plus Perhutani.
Akasia sangat
mudah beradaptasi, selain dijadikan bahan utama industri perkayuan, ternyata
akasia memiliki khasiat sebagai obat-obatan herbal. Akarnya dapat mengobati
penyakit demam dan perut mulas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Polyalthia longifolia (online), (http//;www.globinmed.com/IMRcontent/detail)
diakses pada tanggal 24 Maret 2012
Anonim.
2007. Ashok (online), (http//;www.flowersofindia/net/catalog/slide/Ashok.html)diakses
pada tanggal 24 Maret 2012
Steenis, CGGJ Van. 2005. Flora
Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: PT Pradnya Paramita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar