Jumat, 29 Juni 2012

Tanaman Berdasarkan Fungsi



BENGKUANG



                                                                (Martadewa,2012)

Sistem takson:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Rosidae
                         Ordo: Fabales
                             Famili: Fabaceae
                                 Genus: Pachyrhizus
                                     Spesies: Pachyrhizus erosus (L.) Urban
                                      (Cakmus,2012)
Nama umum
Indonesia:Bangkuang, [bengkuang, bengkoang (Jawa)], singkuang, bangkuwang (Sunda)
Inggris:Yam Bean Melayu:Sengkuang, Sangkung
Thailand:Man kaeo, hua pae kkua
Pilipina:Sinkamas

Deskripsi
Bengkuang atau bengkoang (Pachyrhizus erosus) dikenal dari umbi dan asinan atau dijadikan masker untuk menyegarkan wajah dan memutihkan kulit. Tumbuhan yang berasal dari Amerika tropis ini termasuk dalam suku polong-polongan atau fabaceae. Di tempat asalnya, tumbuhan ini dikenal sebagai xicama atau jicama.
Bengkong, tanaman sayuran berumbi yang tumbuh di Amerika Selatan dan Tengah, Asia Selatan, Asia Timur, serta Asia Pasifik; merupakan suatu sumber protein dan minyak benih yang digunakan dalam industri makanan di wilayah-wilayah ini. Serpahin Zanklan, seorang ilmuwan di Centre Songhai di Porto-Norvo, Benin, menyelidiki tanaman bengkoang untuk potensi tumbuhnya dan potensi produksi makanan dalam kondisi iklim Afrika Barat.
Bengkuang merupakan liana tahunan yang dapat mencapai 4-5 meter. Sedangkan akarnya dapat mencapai 2m. Batangnya menjalar dan membelit dengan rambut-rambut halus yang mengarah ke bawah.Habitus Semak, semusim, membelit Batang Bulat, berambut, hijau.
Daun majemuk menyirip beranak daun 3, bertangkai 8,5-16 cm. anak daun bundar telur melebar, dengan ujung runcing dan bergigi besar, berambut di kedua belah sisinya; anak daun ujung paling besar, bentuk belah ketupat, 7-21 × 6-20 cm.
Bunga berkumpul dalam tandan di ujung atau di ketiak daun, sendiri atau berkelompok 2-4 tandan, panjang hingga 60cm, berambut coklat. Tabung kelopak bentuk lonceng, kecoklatan, panjang sekitar 0,5 cm, bertaju hingga 0,5 cm. Mahkota putih ungu kebiru-biruan, gundul, panjang lk. 2 cm. Tangkai sari pipih, dengan ujung sedikit menggulung; kepala putik bentuk bola, di bawah ujung tangkai putik, tangkai putik di bawah kepala putik berjanggut. Buah polong bentuk garis, pipih, panjang 8-13 cm, berambut, berbiji 4-9 butir.
Buah bengkuang termasuk buah polong, yang berbentuk pipih dengan panjang 8-13 cm. Memiliki rambut-rambut halus pada permukaan polongnya. Polong berisi 4-7 butir biji yang dipisahkan oleh sekat.
Biji bengkuang berbentuk persegi membundar, biji pipih dan berwarna hijau kecoklatan atau coklat tua kemerahan. Bijinya mempunyai kulit yang tidak terlalu tipis. Plumula atau embrio batang akan tumbuh baik dan berkembang dalam biji dan terletak antara dua kotiledon atau daun biji. Sehingga biji tidak selalu mudah mengalami kerusakan akibat musim hujan dan musim kering.
Tumbuhan ini membentuk umbi akar (cormus) berbentuk bulat atau membulat seperti gasing dengan berat dapat mencapai 5 kg. Kulit umbinya tipis berwarna kuning pucat dan bagian dalamnya berwarna putih dengan cairan segar agak manis.
Bengkuang merupakan tanaman yang mempunyai sistem perakaran tunggang, dimana panjang akar dapat mencapai 2 meter. Akar bengkuang memiliki kemampuan untuk bersimbiosis dengan Rhizobium yang dapat menambat nitrogen dari udara bebas.
Batang tanaman bengkuang menjalar dan membelit dengan rambut-rambut halus yang mengarah ke bawah. Tinggi batang dapat mencapai 4-5 m. Pada praktek budidayanya, batang bengkuang dipangkas untuk mendapatkan umbi yang besar. Pemangkasan dapat dilakukan hingga 5 kali hingga panen.
Dalam sebuah artikel yang dipublikan pada jurnal Crop Science, Zanklan melaporkan bahwa terdapat sekitar 34 genotipe bengkoan yang tumbuh dengan dan tanpa perpindahan bunga pada satu tempat kering dan tempat teririgasi. Dari 33 sifat yang diukur, hampir semua menunjukkan variasi genetika yang besar. Sebagai tambahan,habitat dan penyebaran yang mudah dari benih-benihnya membuat tanaman ini sangat diinginkan oleh para pemula.
Manfaat bengkuang diantaranya yaitu menghilangkan flek hitam bekas jerawat , masker wajah, lulur saat mandi, memperindah dan menghilangkan noda hitam pada kantung mata.
Umbinya mengandung gula, pati, dan fosfor serta kalsium. Umbi ini juga memiliki efek pendingin karena mengandung kadar air 86-90%. Rasa manis berasal dari suatu oligosakarida yang disebut inulin (bukan insulin) yang tidak bisa dicerna tubuh manusia. Sifat ini berguna bagi penderita diabetes atau orang yang berdiet rendah kalori.
Umbi bengkuang biasa dijual orang untuk dijadikan bahan rujak, manisan ataupun asinan, atau dicampurkan dalam masakan tradisional seperti tekwan. Umbi bengkuang sebaiknya disimpan pada tempat kering bersuhu 12 °C hingga 16 °C. Suhu lebih rendah mengakibatkan kerusakan. Penyimpanan yang baik dapat membuat umbi bertahan hingga 2 bulan.
Walaupun umbinya dapat dimakan, bagian bengkuang yang lain sangat beracun karena mengandung rotenon sama seperti tuba. Racun ini sering dipakai untuk membunuh serangga atau menangkap ikan, terutama yang diambil dari biji-bijinya.
Umbi bengkuang berkhasiat sebagai obat beri-beri dan penghalus kulit. Daunnya berkhasiat sebagai obat demam, sedang bijinya berkhasiat sebagai obat sakit kulit. Untuk obat beri-beri dipakai 300 gram umbi bengkuang, dikupas dan dicuci kemudian dimakan sehari dua kali.




JERUK NIPIS

                                                               (Lazyflowerisme,2012)

Sistem takson:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Rosidae
                         Ordo: Sapindales
                             Famili: Rutaceae
                                 Genus: Citrus
                                     Spesies: Citrus aurantifolia (Christm.) Swing
                                         (Cakmus,2012)
Nama umum
Indonesia:Jeruk nipis, jeruk mipis, jeruk pecel
Inggris:Lime Melayu:Limau nipis, limau asam
Vietnam:Chanh vo mong, chanh ta
Thailand:Manao Pilipina:Dayap

Deskripsi
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dikenal sebagai dengan nama lokal jeruk pecel(Jawa), limau asam atau limau nipis(Malaysia), di Eropa dan Amerika jeruk nipis disebut lime,sour lime atau common lime.
Asal usul dan penyebaran geografis jeruk nipis diduga berasal dari India sebelah utara yang bersebelahan dengan Myanmar, atau Malaysia bagian utara. Namun menurut Swinggle, jeruk nipis ini berasal Asia Tenggara.
Jeruk nipis dibudidayakan di seluruh daerah tropis dan subtropis. Sekarang pohonnya ada yang tumbuh liar, setengah liar dan dibudidayakan di areal yang cukup luas. Jenis jeruk ini tidak menuntut persyaratan yang khusus, sebab tumbuhan ini dapat tumbuh di daratan rendah hingga ketinggian 800 meter di atas permukaan laut dengan PH antara 5,5-6. Sehingga habitatnya banyak tumbuh di pekarangan rumah ataupun kebun.
Habitus Jeruk nipis ini termasuk ke dalam tumbuhan perdu,tumbuh sebagai pohon kecil bercabang lebat, tetapi tidak beraturan. Tajuknya hijau, tinggi pohon antara 1,5 - 5m. Ranting-ranting berduri pendek, kaku dan tajam.
Daunnya berselang-seling, berbentuk lonjong sampai bundar dan berukuran (4-8)cm x (2-5)cm. Pinggiran daunnya bergerigi kecil, dan tangkai daunnya bersayap sempit. Produktivitas jeruk nipis sangat bergantung dari umur, kondisi tanaman, keadaan iklim, kesuburan tanah dan pemeliharaan tanaman. Di Indonesia, jeruk nipis bisa berbunga dan berbuah secara serempak serta bisa berlangsung sepanjang tahun.
Bunga jeruk nipis berbentuk tandan pendek, berada pada ketiak daun ketika baru merekah. Banyaknya bunga pertandan sekitar 1-10 kuntum. Bunga putih terlihat ketika kuncup. Daun kelopaknya berbentuk cawan dan bercuping sekitar 4-6. Mahkota bunga sekitar 4-6 helai, benang sari berjumlah 20-25 utas. Tangkai putiknya mudah dibedakan dengan bakal buah.
Untuk berkembang, buah jeruk nipis memerlukan waktu 5-6 bulan, sejak muncul bunga sampai siap dipanen. Buah masak pohon akan berubah warna menjadi hijau kekuningan. Jika buah tersebut masih berwarna hijau, itu berarti masih menandakan bahwa jeruk nipis tersebut belum matang. Setelah mencapai tahap penuh maka buah akan jatuh ke tanah. Jeruk nipis termasuk kedalam buah buni. Bentuknya bulat sampai bulat telur. Diameter buahnya sekitar 3-6 cm, ketebalan kulit buahnya berkisar 0,2-0,5 mm dan permukaannya memiliki kelenjar yang banyak sekali.
Biji jeruk nipis berukuran kecil, bernas, dan permukaan licin. Bijinya berbentuk bulat sungsang, berwarna pucat dan memiliki embrio berwarna putih yang bersifat polyembrioni.
Jeruk nipis jarang diperbanyak secara okulasi atau grafting. Perbanyakan bibit pada umumnya orang melakukannya secara cangkokan. Dengan bibit cangkokan, jeruk nipis sudah menghasilkan buah pada tahun kedua. Akan tetapi kelemahannya perakaran dangkal sehingga tidak tahan terhadap kekeringan dan pohon mudah roboh. Sedangkan pada pohon jeruk nipis yang ditumbuhkan dari semaian biji memiliki perakaran yang dalam sehingga tahan terhadap kekeringan dan dapat tetap bertahan agar tidak mudah roboh.
Banyak manfaat yang bisa diambil dari jeruk nipis. Salah satunya adalah membuat kulit menjadi putih dan halus. Jeruk nipis merupakan bahan dasar ramuan obat kecantikan tradisional di Indonesia. Hampir semuanya mencantumkan nama jeruk nipis sebagai bahan dasar, baik buah maupun daunnya. buah jeruk kaya akan vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan tubuh. Dalam kandungan 100 g jeruk nipis, terdapat kalori 51 kal, protein 0,9 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 11,4 g, mineral 0,5 g, kalsium 33 mg, fosfor 23 mg, besi 0,4 mg dan asam askorbat 49 mg.
Selain memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, jeruk nipis juga mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali-lasetat, aktilaldehid, nildehid) damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C. Sedangkan daun, buah dan bunganya mengandung minyak terbang.
Rasa jeruk nipis yang masam bisa membantu membersihkan nikotin yang terdapat pada gigi dan mulut orang yang suka merokok. Di Indonesia jeruk nipis sering dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai macam penyakit seperti disentri, sembelit, ambeien, haid tak teratur, difteri, jerawat, kepala pusing atau vertigo, suara serak, batuk, bau badan, menambah nafsu makan, mencegah rambut rontok, ketombe, flu, demam, terlalu gemuk, amandel, penyakit anyang-anyangan (kencing terasa sakit), mimisan, dan radang hidung.
Jeruk nipis juga efektif mencegah timbulnya batu ginjal. Jeruk nipis mengandung sitrat yang tinggi, sementara banyak penderita batu ginjal memiliki kadar sitrat yang rendah. Kandungan sitrat jeruk nipis lokal (citrus aurantifolia swingle yang bulat) sepuluh kali lebih besar dibanding kandungan sitrat pada jeruk keprok atau enam kali lipat dari jeruk manis. Kandungan sitratnya mencapai 55,6 gram per kilogramnya.






DAFTAR PUSTAKA

AAK.1994.Budidaya Tanaman Jeruk.Yogyakarta:Penerbit Kanisius
Ashari, Prof. Ir.Sumeru. 2004. Biologi Reproduksi Tanaman Buah-buahan Komersial. Malang:Bayumedia Publishing
Heyne, k. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid 2. Jakarta: Sarana Wana Jaya
Sarwono, B.2004.Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis.Bandung:Gramedia
Steenis, CGGJ Van. 2005. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: PT Pradnya Paramita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar